MENENTANG ANGIN

“Layang-layang justru bisa terbang saat melawan angin. Jangan gentar saat memang harus menentang. Tapi pastikan ada benang terhubung pada-Nya.” ~ Salim A. Fillah


Tak selamanya kita harus berdiam diri; membiarkan langkah mengikuti arus deras kehidupan. Tak selamanya pula kita harus menerima begitu saja cekok manis tipu daya dunia yang memabukkan.

Adakalanya kita harus melawan. Bertindak berbalik arah; menentang goyang alir kehidupan yang melenakan. Adakalanya pula kita harus memilih rute yang tak banyak orang memilih untuk menapakinya.

Sebab, kita yakin bahwa kita adalah pengelana yang asing di tanah rantau. Maka, tak serta-merta terjerembab dalam lubang adat manusia yang lalai akan tujuan tapak langkah kakinya.

Namun, keyakinan kita tak begitu saja hanya bermodal rasa. Akan tetapi, niscaya itu ada. Ya, menapaki rute hidup dengan peta yang diberikan oleh Rabb Yang Maha Tahu akan Segala.

Maka, kita lawan arus untuk sebuah pencapaian keselamatan. Sebagaimana layang-layang yang terbang justru dengan menentang angin. Namun, perlawanan itu tak lepas begitu saja tanpa pengangan apa-apa. Tetapi, harus ada benang yang terhubung pada pemiliknya yang akan mengendalikan arah yang benar. Maka, harus ada benang pengendali arah kehidupan yang benar; terhubung pada Dia Yang Maha Tahu Segala arah kebenaran.

Agoy Tama
Malang, 22/06/2016

Diterbitkan oleh

agoytama

Author. Designer. Founder @ruangrasa.

Tinggalkan komentar